Rabu, 22 September 2010

Artikel Unik Tentang Sejarah RI

Sebentar lagi Anda akan di bawa ke masa lalu RI  dan sebentar lagi juga Anda akan mengetahui hal-hal unik yang berhubungan tentang RI di masa lalu.  Apakah hal-hal unik tersebut, mari kita kembali ke masa-masa itu.Mungkinkah Revolusi Kemerdekaan Indonesia disebut sebagai revolusi dari kamar tidur? Coba simak ceritanya. Pada 17 Agustus 1945 pukul 08.00, ternyata Bung Karno masih tidur nyenyak di kamarnya, di Jalan Pegangsaan Timur 56, Cikini. Dia  terkena gejala malaria tertiana. Suhu badannya tinggi dan sangat lelah setelah begadang bersama para sahabatnya menyusun konsep naskah proklamasi di rumah Laksamana Maeda. “Pating greges”, keluh Bung Karnose telah dibangunkan dokter kesayangannya.
Kemudian darahnya di aliri chinineurethan intramusculair dan menenggak pil brom chinine. Lalu ia tidur lagi. Pukul 09.00, Bung Karno terbangun. Berpakaian rapi putih-putih dan menemui sahabatnya, Bung Hatta. Tepat pukul 10.00,keduanya memproklamasikan kemerdekaan Indonesia dari serambi rumah.
“Demikianlah Saudara-saudara! Kita sekalian telah merdeka!”, ujar Bung
Karno di hadapan segelintir patriot-patriot sejati. Mereka lalu
menyanyikan lagu kebangsaan sambil mengibarkan bendera pusaka Merah
Putih. Setelah upacara yang singkat itu, Bung Karno kembali ke kamar
tidurnya. Masih meriang. Tapi sebuah revolusi telah dimulai…
**********************
Upacara Proklamasi Kemerdekaan
Indonesia ternyata berlangsung tanpa protokol, tak ada korps musik, tak
ada konduktor dan tak ada pancaragam. Tiang bendera pun dibuat dari
batang bambu secara kasar, serta ditanam hanya beberapa menit menjelang
upacara. Tetapi itulah, kenyataan yang yang terjadi pada sebuah upacara
sekaral yang dinanti-nanti selama lebih dari tiga ratus tahun!
***********************
Setelah merdeka 43 tahun, Indonesiabaru memiliki seorang menteri pertama yang benar-benar “orang Indonesiaasli”. Karena semua menteri sebelumnya lahir sebelum 17 Agustus 1945.
Itu berarti, mereka pernah menjadi warga Hindia Belanda dan atau
pendudukan Jepang, sebab negara hukum Republik Indonesia memang belum ada saat itu. “Orang Indonesia asli” pertama yang menjadi menteri
adalah Ir Akbar Tanjung (lahir di Sibolga, Sumatera Utara, 30 Agustus
1945), sebagai Menteri Negara Pemuda dan Olah Raga pada Kabinet
Pembangunan V (1988-1993).
***********************
Menurut Proklamasi 17 Agustus 1945,
Kalimantan adalah bagian integral wilayah hukum Indonesia.
Kenyataannya, pulau tersebut paling unik di dunia. Di pulau tersebut,
ada 3 kepala negara yang memerintah! Presiden Soeharto (memerintah 4
wilayah provinsi), PM Mahathir Mohamad (Sabah dan Serawak) serta Sultan
Hassanal Bolkiah (Brunei).
************************
Hubungan antara revolusi Indonesia
dan Hollywood, memang dekat. Setiap 1 Juni, selalu diperingati sebagai
Hari Lahir Pancasila semasa Presiden Soekarno. Pada 1956, peristiwa
tersebut “hampir secara kebetulan” dirayakan di sebuah hotel Hollywood.
Bung Karno saat itu mengundang aktris legendaris, Marylin Monroe, untuk
sebuah makan malam di Hotel Beverly Hills, Hollywood. Hadir di
antaranya Gregory Peck, George Murphy dan Ronald Reagan (25 tahun
kemudian menjadi Presiden AS). Yang unik dari pesta menjelang Hari
Lahir Pancasila itu, adalah kebodohan Marilyn dalam hal protokol. Pada
pesta itu, Maryln menyapa Bung Karno bukan dengan “Mr President” atau
“Your Excellency”, tetapi dengan “Prince Soekarno!”
*************************
Ada lagi hubungan erat antara 17
Agustus dan Hollywood. Judul pidato 17 Agustus 1964, “Tahun Vivere
Perilocoso” (Tahun yang Penuh Bahaya), telah dijadikan judul sebuah
film The Year of Living Dangerously. Film tersebut menceritakan
pegalaman seorang wartawan asing di Indonesia pada 1960-an. Pada 1984,
film yang dibintangi Mel Gibson itu mendapat Oscar untuk kategori film
asing!
*************************
Naskah asli teks Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia yang ditulis tangan oleh Bung Karno dan didikte
oleh Bung Hatta, ternyata tidak pernah dimiliki dan disimpan oleh
Pemerintah! Anehnya, naskah historis tersebut justru disimpan dengan
baik oleh wartawan BM Diah. Diah menemukan draft proklamasi itu di
keranjang sampah di rumah Laksamana Maeda, 17 Agustus 1945 dini hari,
setelah disalin dan diketik oleh Sajuti Melik.
Pada 29 Mei 1992, Diah menyerahkan draft tersebut kepada Presiden
Soeharto, setelah menyimpannya selama 46 tahun 9 bulan 19 hari.
************************
Ketika tiba di Pelabuhan Sunda Kelapa
9 Juli 1942 siang bolong, Bung Karno mengeluarkan komentar pertama yang
janggal didengar. Setelah menjalani pengasingan dan pembuangan oleh
Belanda di luar Jawa, Bung Karno justru tidak membicarakan strategis
perjuangan menentang penjajahan. Masalah yang dibicarakannya, hanya
tentang sepotong jas! “Potongan jasmu bagus sekali!” komentar Bung
Karno pertama kali tentang jas double breast yang dipakai oleh bekas
iparnya, Anwar Tjikoroaminoto, yang menjemputnya bersama Bung Hatta dan
segelintir tokoh nasionalis.
*************************
Rasa-rasanya di dunia ini, hanya the
founding fathers Indonesia yang pernah mandi air seni. Saat pulang dari
Dalat (Cipanasnya Saigon), Vietnam, 13 Agustus 1945, Soekarno bersama
Bung Hatta, dr Radjiman Wedyodiningrat dan dr Soeharto (dokter pribadi
Bung Karno) menumpang pesawat fighter bomber bermotor ganda. Dalam
perjalanan, Soekarno ingin sekali buang air kecil, tetapi tak ada
tempat. Setelah dipikir, dicari jalan keluarnya untuk hasrat yang tak
tertahan itu. Melihat lubang-lubang kecil di dinding pesawat, di
situlah Bung Karno melepaskan hajat kecilnya. Karena angin begitu
kencang sekali, bersemburlah air seni itu dan membasahi semua
penumpang. Byuuur…
***************************
Berkat kebohongan, peristiwa sakral
Proklamasi 17 Agustus 1945 dapat didokumentasikan dan disaksikan oleh
kita hingga kini. Saat tentara Jepang ingin merampas negatif foto yang
mengabadikan peristiwa penting tersebut, Frans Mendoer, fotografer yang
merekam detik-detik proklamasi, berbohong kepada mereka. Dia bilang tak
punya negatif itu dan sudah diserahkan kepada Barisan Pelopor, sebuah
gerakan perjuangan. Mendengar jawaban itu, Jepang pun marah besar.
Padahal negatif film itu ditanam di bawah sebuah pohon di halaman
Kantor harian Asia Raja. Setelah Jepang pergi, negatif itu diafdruk dan
dipublikasi secara luas hingga bisa dinikmati sampai sekarang.
Bagaimana kalau Mendoer bersikap jujur pada Jepang?

****************************
Kali ini, Bung Hatta yang berbohong
demi proklamasi. Waktu masa revolusi, Bung Karno memerintahkan Bung
Hatta untuk meminta bantuan senjata kepada Jawaharlal Nehru. Cara untuk
pergi ke India pun dilakukan secara rahasia. Bung Hatta memakai paspor
dengan nama “Abdullah, co-pilot”. Lalu beliau berangkat dengan pesawat
yang dikemudikan Biju Patnaik, seorang industrialis yang kemudian
menjadi menteri pada kabinet PM Morarji Desai. Bung Hatta diperlakukan
sangat hormat oleh Nehru dan diajak bertemu Mahatma Gandhi. Nehru
adalah kawan lama Hatta sejak 1920-an dan Gandhi mengetahui perjuangan
Hatta. Setelah pertemuan, Gandhi diberi tahu oleh Nehru bahwa
“Abdullah” itu adalah Mohammad hatta. Apa reaksi Gandhi? Dia marah
besar kepada Nehru, karena tidak diberi tahu yang sebenarnya. “You are
a liar !” ujar tokoh kharismatik itu kepada Nehru
****************************
Bila 17 Agustus menjadi tanggal
kelahiran Indonesia, justru tanggal tersebut menjadi tanggal kematian
bagi pencetus pilar Indonesia. Pada tanggal itu, pencipta lagu
kebangsaan “Indonesia Raya”, WR Soepratman (wafat 1937) dan pencetus
ilmu bahasa Indonesia, Herman Neubronner van der Tuuk (wafat 1894)
meninggal dunia.
***************************
Bendera Merah Putih dan perayaan
tujuh belasan bukanlah monopoli Indonesia. Corak benderanya sama dengan
corak bendera Kerajaan Monaco dan hari kemerdekaannya sama dengan hari
proklamasi Republik Gabon (sebuah negara di Afrika Barat) yang merdeka
17 Agustus 1960.
****************************
Jakarta, tempat diproklamasikannya
kemerdekaan Indonesia dan kota tempat Bung Karno dan Bung Hatta
berjuang, tidak memberi imbalan yang cukup untuk mengenang
co-proklamator Indonesia. Sampai detik ini, tidak ada “Jalan
Soekarno-Hatta” di ibu kota Jakarta. Bahkan, nama mereka tidak pernah
diabadikan untuk sebuah objek bangunan fasilitas umum apa pun sampai
1985, ketika sebuah bandara diresmikan dengan memakai nama mereka.
****************************
Gelar Proklamator untuk Bung Karno
dan Bung Hatta, hanyalah gelar lisan yang diberikan rakyat Indonesia
kepadanya selama 41 tahun! Sebab, baru 1986 Permerintah memberikan
gelar proklamator secara resmi kepada mereka.
****************************
Kalau saja usul Bung Hatta diterima,
tentu Indonesia punya “lebih dari dua” proklamator. Saat setelah konsep
naskah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia rampung disusun di rumah
Laksamana Maeda, Jl Imam Bonjol no 1, Jakarta, Bung Hatta mengusulkan
semua yang hadir saat rapat dini hari itu ikut menandatangani teks
proklamasi yang akan dibacakan pagi harinya. Tetapi usul ditolak oleh
Soekarni, seorang pemuda yang hadir. Rapat itu dihadiri Soekarno, Hatta
dan calon proklamator yang gagal : Achmad Soebardjo, Soekarni dan
Sajuti Melik. “Huh, diberi kesempatan membuat sejarah tidak mau”,
gerutu Bung Hatta karena usulnya ditolak.
****************************
Perjuangan frontal melawan Belanda,
ternyata tidak hanya menelan korban rakyat biasa, tetapi juga seorang
menteri kabinet RI. Soepeno, Menteri Pembangunan dan Pemuda dalam
Kabinet Hatta, merupakan satu-satunya menteri yang tewas ditembak
Belanda. Sebuah ujung revolver, dimasukkan ke dalam mulutnya dan
diledakkan secara keji oleh seorang tentara Belanda. Pelipis kirinya
tembus kena peluru. Kejadian tersebut terjadi pada 24 Februari 1949
pagi di sebuah tempat di Kabupaten Nganjuk , Jawa Timur. Saat itu,
Soepeno dan ajudannya sedang mandi sebuah pancuran air terjun.
****************************
Belum ada negara di dunia yang
memiliki ibu kota sampai tiga dalam kurun waktu relatif singkat. Antara
1945 dan 1948, Indonesia mempunyai 3 ibu kota, yakni Jakarta
(1945-1946), Yogyakarta (1946-1948) dan Bukittinggi (1948-1949).
****************************
Panglima Besar Tentara Nasional
Indonesia Jenderal Soedirman, pada kenyatannya tidak pernah menduduki
jabatan resmi di kabinet RI. Beliau tidak pernah menjadi KSAD, Pangab,
bahkan menteri pertahanan sekalipun!
****************************
Wayang ternyata memiliki simbol
pembawa sial bagi rezim yang memerintah Indonesia. Betapa tidak, pada
1938-1939, Pemerintah Hindia Belanda melalui De Javasche Bank
menerbitkan uang kertas seri wayang orang dan pada 1942, Hindia Belanda
runtuh dikalahkan Jepang. Pada 1943, Pemerintah Pendudukan Jepang
menerbitkan uang kertas seri wayang Arjuna dan Gatotkoco dan 1945,
Jepang terusir dari Indonesia oleh pihak Sekutu. Pada 1964, Presiden
Soekarno mengeluarkan uang kertas baru seri wayang dengan pecahan Rp 1
dan Rp 2,5 dan 1965 menjadi awal keruntuhan pemerintahannya menyusul
peristiwa G30S/PKI.
*****************************
Perintah pertama Presiden Soekarno
saat dipilih sebagai presiden pertama RI, bukanlah membentuk sebuah
kabinet atau menandatangani sebuah dekret, melainkan memanggil tukang
sate !!! Itu dilakukannya dalam perjalanan pulang, setelah terpilih
secara aklamasi sebagai presiden. Kebetulan di jalan bertemu seorang
tukang sate bertelanjang dada dan nyeker (tidak memakai alas kaki).
“Sate ayam lima puluh tusuk!”, perintah Presiden Soekarno. Disantapnya
sate dengan lahap dekat sebuah selokan yang kotor. Dan itulah, perintah
pertama pada rakyatnya sekaligus pesta pertama atas pengangkatannya
sebagai pemimpin dari 70 juta jiwa lebih rakyat dari sebuah negara
besar yang baru berusia satu hari.
*****************************
Kita sudah mengetahui, hubungan
antara Bung Karno dan Belanda tidaklah mesra. Tetapi Belanda pernah
memberikan kenangan yang tak akan pernah dilupakan oleh Bung Karno.
Enam hari menjelang Natal 1948, Belanda memberikan hadiah Natal di
Minggu pagi, saat orang ingin pergi ke gereja, berupa bom yang
menghancurkan atap dapurnya. Hari itu, 19 Desember 1948, ibu kota
Yogyakarta jatuh ke tangan Belanda.
******************************
Sutan Sjahrir, mantan Perdana Menteri
RI pertama, menjadi orang Indonesia yang memiliki prestasi “luar biasa”
dan tidak akan pernah ada yang menandinginya. Waktu beliau wafat 1966
di Zurich, Swiss, statusnya sebagai tahanan politik. Tetapi waktu
dimakamkan di Jakarta beberapa hari kemudian, statusnya berubah sebagai
Pahlawan Nasional Indonesia.


sumber : www.kaskus.us

0 komentar:

Posting Komentar